Sekedar Sharing pengalaman, dan juga sebagai Catatan Pribadi seorang Eko Sartono yang semoga bermanfaat buat orang lain.

Selasa, 08 Oktober 2024

Biarlah orang bilang saya suami takut istri

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQPeFx398KCmwSLagmt_X_TEQ8mUR13OPWPXQ&s

Oleh : Hilmi Firdausi

Jika saya sering menelpon istri, mengabarinya saya sedang apa dan dimana, lalu ada orang bilang saya golongan suami takut istri, saya tak peduli. Karena sejatinya, saya khawatir jika istri saya kepikiran dan was-was akan kondisi suaminya lalu dia menjadi gundah gulana.


Jika saya berusaha sekuat tenaga untuk mendampinginya kemanapun jika saya bisa dan ada waktu, lalu orang menyebut saya di bawah kendali istri, saya tidak peduli. Saya selalu mendampinginya karena setelah ijab qobul, Ayahnya telah menyerahkan tanggung jawab kepada saya selaku suaminya, Imam sekaligus penjaganya.

Jika saya selalu mengajak ikut serta istri di acara kantor, acara reuni atau acara-acara yang melibatkan teman-teman saya lalu ada teman saya bilang saya anggota Ikatan suami takut istri, sekali lagi saya tidak peduli. Saya mengajak istri kemana-mana (jika dia bisa) untuk mengabarkan kepada dunia bahwa saya telah memiliki pasangan halal yang terbaik, jadi tak perlu lagi teman-teman wanita menggoda saya.

Jika saya selalu menceritakan semua masalah kepada istri, lalu saya dibilang laki-laki cengeng, saya tak ambil pusing. Saya menceritakan masalah kepada Istri karena istri adalah orang yang paling tepat untuk diajak berbagi dan mencari solusi, bukan orang lain apalagi wanita lain. Bukankah pernikahan adalah komitmen bersama dalam suka dan duka ?!

Jika saya selalu menyebut istri saya dihadapan teman-teman wanita lalu dibilang saya berada di bawah ketiak istri, saya pun tak peduli. Saya menyebut istri saya dihadapan mereka karena saya bangga memilikinya, wanita yang Allah pasangkan dengan saya sebagai penyempurna setengah agama saya.
Jika saya sering memuji istri saya terutama dihadapan teman-teman wanita lalu dibilang saya laki-laki tak mandiri, selalu membawa nama istri, saya pun tak peduli. Saya memujinya untuk mengabarkan kepada mereka jangan coba-coba dekati saya, karena tak ada yang bisa menggantikan posisinya di hati saya.

Saya memang suami takut istri ... takut tidak bisa membahagiakan istri, takut melukai hati istri ... karena saya takut Allah murka kepada saya, jika mencoba mengkhianati anugerah yang Allah berikan pada saya, terlebih saya tak mau mengingkari janji suci di hadapanNya, mitsaqon ghaliza. Biarlah orang bilang saya suami takut istri, padahal yang saya takuti adalah Allah cabut keberkahan dari hidup saya karena rintihan dan jeritan hati seorang istri yang terlukai oleh perilaku suami. 
Karena Rasul mulia pernah bersabda ;

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي 

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku." (HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 )


FB : Hilmi Firdausi
FP : Kajian Hilmiyah
IG-Twitter : @hilmi28

Senin, 14 September 2020

How to run a stress test to your apache server in Ubuntu 18.04

For apache, exists the Apache Bench (ab) tool. This tool helps you measuring the performance of HTTP servers in a Linux environment, it works by generating a flood of requests (DoS kinda if your server isn't properly configured the amount of simultaneous requests ...) to a given URL and returns some easily digestible performance related metrics to the screen. This simplicity makes it appealing for running quick and dirty load tests, and a nice benefit to uncovering limits in your web stack or a service bottleneck that you did not anticipate. It is designed to give you an impression of how your current Apache installation performs. This especially shows you how many requests per second your Apache installation is capable of serving. This tool helps you to basically know:

  • When will my application break (with how many users)?
  • What's your application average response time at a huge amount of simultaneous requests.
  • What is the maximum number of requests-per-second that my server can handle?

Sabtu, 09 Maret 2019

Posting lewat Android

Sambil macet-macet dan hujan yang cukup deras, buka aplikasi Google play nyari aplikasi blogger ternyata ada coba install dan posting.
Kesan pertama cukup baik, walaupun agak repot juga ngetik lewat HP tapi bisa jadi alternatif kalo lagi dapat ide mau posting bisa langsung dengan HP, walaupun binggung juga gimana cara setting paragraf, input gambar, dan lain-lain.
Sebenarnya waktu bikin blog tujuan awalnya cuma buat belajar dan ngajarin orang lain buat bikin blog. Tapi pernah inget kata yang saya ucapin sendiri kalo internet itu isinya macem-macem baik yang positif bahkan yang negatif, seberapa kuat kita mencegah hal-hal negatif yang ada di internet gak akan mungkin bisa mencegahnya. Jadi daripada sibuk blok, hapus, dll lebih baik kalau kita isi konten di internet dengan hal yang positif dan juga dengan menyebarkannya. Dan juga sebenarnya ngisi konten di blog juga saya gunakan buat contekan, karena kalau lagi dapat artikel menarik tadinya saya kopi ke word tapi saking banyaknya hilang gak berbekas, kalau di blog setidak-tidaknya ada yang jagain ... 😁😁
Oke, pada akhirnya mudah-mudahan dengan install app ini bisa sering nulis dan berbagi, setidak-tidaknya copas artikel yang menurut saya menarik.