Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan
perjalanan antar negara. Paspor berisi biodata pemegangnya yang meliputi antara lain foto
pemegang, tanda tangan, tempat
dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan kadang-kadang juga beberapa
informasi lain mengenai identifikasi individual. Ada kalanya pula sebuah paspor
mencantumkan daftar negara yang tidak boleh dimasuki oleh si pemegang paspor
itu (sumber: wiki).
Awalnya
saya pikir bikin passport ribet, jelimet, susah, dll. Akan tetapi kenyataannya
lumayan tidak sulit cuma kudu sabar antri aja. Sebagai bahan referensi berikut
akan saya coba catat pengalaman waktu bikin passport.
Ada
dua cara untuk membuat permohonan pembuatan passport :
- Cara Offline (Walk In) : dengan cara datang langsung ke kantor imigrasi terdekat dengan domisili, contohnya saya tinggal di perbatasan Jakarta Timur dengan Depok, kantor imigrasi Jakarta Timur ada di daerah Cipinang, tapi buat passport di kantor imigrasi Depok karena lokasinya searah dengan kantor.
- Cara Online : dengan mendaftar melalui website imigrasi.go.id kemudian mengisi data yang ada.
Pilihan
saya yang online, karena malu sama kerjaan yang berkaitan dengan IT masa ngurus
pasport gak bisa online (he ... he ... he ...).
Setelah
mengisi data online kita akan mendapatkan kiriman email dari imigrasi berupa
surat pengantar untuk pembayaran ke bank BNI sebesar Rp. 355.000,- karena udah
sore banknya udah tutup jadinya baru besoknya saya bayar ke bank BNI menjadi
Rp. 360.000, karena ditambah dengan biaya Administrasi Bank. Catatan kalo punya
ATM BNI kabarnya bisa di ATM, tapi kalo transfer dari bank lain gak bisa.
Setelah
bayar, kita melakukan konfirmasi pembayaran ke website imigrasi kemudian kita
tentukan tanggal berapa kita akan datang ke kantor imigrasi.
Desas-desus
yang sampai ke telinga saya bahwa kalo mau ngurus ke kantor imigrasi kudu
pagi-pagi buta jam 6 udah antri, tapi dengan kepedean tingkat dewa saya
berangkat dari kantor jam 8, sampe kantor imigrasi antrian ternyata sudah
mengular sampe keluar kantor (ternyata desas-desus itu benar adanya ... tinggal
penyesalan dan kelaparan karena belum sarapan ...)
Sebagai
warga negara yang baik, maka saya pun ikut antri, rayuan calo yang saya
harapkan datang ternyata tidak kunjung menghampiri. Iseng-iseng ngobrol sama
yang depan sambil sharing pengalaman ngurus passport, pas saya bilang saya
daftar online dia bilang antriannya salah mas (nah lho ... kebayang dah antri
dari tadi bakalan mulai dari belakang lagi), saya tanya sebelah mana
antriannya, dia bilang masuk aja mas. Dengan semangat yang sudah mulai sirna
saya pun masuk ke dalam menerobos pagar hidup antrian yang sejak tadi pagi
sudah terbentuk, trus apa yang saya lihat ternyata antrian online hanya
beberapa orang saja (he ... he ... semangat pun naik kembali).
Sampai
di hadapan petugas, setelah meminta berkas dan lengkap (oh iya lupa berkas
harus asli dan fotokopinya dibawa berkasnya apa saja yang di siapin langsung
aja baca di linknya imigrasi.go.id
). Petugas mengarahkan untuk mengambil antrian untuk wawancara (kayak ngelamar
kerja aja) dapat deh nomor antrian 18, yang sudah dipanggilan antrian 3
(artinya kita kudu sabar ngantri lagi, catatan untuk lansia, ibu hamil, balita
dapat perlakuan khusus antriannya lebih cepat).
Untuk
ngisi waktu luang tengok kiri tengok kanan nyari sarapan adanya di luar, jadi
sarapan dulu. Selesai sarapan masuk ke kantor lagi ternyata antrian yang di
panggil baru 7, ngobrol aja sama orang sebelah ternyata dia antrian nomor 22
(Offline), katanya udah datang di kantor imigrasi dari jam 6 (jadi gak tega
ceritain kalo saya sampe kantor imigrasinya udah siang).
Singkat
cerita akhirnya panggilan itu pun datang, saya masuk ruangan ketemu petugas
yang bersahaja dengan senyuman wajahnya, buka obrolan dengan menanyakan nama dan
dari mana, setelah itu dia bilang dengan nada bercanda 'mas, besok kalo ke
kantor imigrasi pake sepatu ya'. he .. he .. nyengir kuda, maaf pak baru
pertama kali ngurus passport. Setelah pengecekan berkas, wawancara tentang
keperluannya apa saja, dll. Langsung di ambil foto, dan sidik jari, kemudian 3
hari kerja kita bisa ambil passport.
Kesimpulan
:
- Antrian Online lebih sedikit dari Offline (karena banyak yang gak tau ada cara Online)
- Kelengkapan berkas harus sudah siap baik Asli maupun fotokopi nya.
- Sabar-sabar menunggu antrian (untuk pemohon dalam satu hari dibatasi hanya kurang lebih 100 orang untuk Offline dan 50 untuk Online, tapi tergantung kebijakan masing2 kantor)
- Jangan pake calo ngurus aja sendiri, prosesnya sama tapi bayarnya lebih mahal.
Terima
kasih dari saya semoga bisa menjadi referensi, minimal buat saya biar gak lupa.
08.36
Blog
,
Blogging
,
Eko
,
Eko Sartono
,
Jujur
,
Life is Easy
,
Menulis
,
Passport
,
Passport Online
,
Pengalaman
,
Positif Blog
,
Sharing
Thanx ... bro
BalasHapus