Sekedar Sharing pengalaman, dan juga sebagai Catatan Pribadi seorang Eko Sartono yang semoga bermanfaat buat orang lain.

Selasa, 20 Oktober 2015

Passport (Journey of a Lifetime)

Tahap awal untuk memulai perjalanan.  
Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Paspor berisi biodata pemegangnya yang meliputi antara lain foto pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan kadang-kadang juga beberapa informasi lain mengenai identifikasi individual. Ada kalanya pula sebuah paspor mencantumkan daftar negara yang tidak boleh dimasuki oleh si pemegang paspor itu (sumber: wiki).
Awalnya saya pikir bikin passport ribet, jelimet, susah, dll. Akan tetapi kenyataannya lumayan tidak sulit cuma kudu sabar antri aja. Sebagai bahan referensi berikut akan saya coba catat pengalaman waktu bikin passport. 

Ada dua cara untuk membuat permohonan pembuatan passport : 
  1. Cara Offline (Walk In) : dengan cara datang langsung ke kantor imigrasi terdekat dengan domisili, contohnya saya tinggal di perbatasan Jakarta Timur dengan Depok, kantor imigrasi Jakarta Timur ada di daerah Cipinang, tapi buat passport di kantor imigrasi Depok karena lokasinya searah dengan kantor.
  2.  Cara Online : dengan mendaftar melalui website imigrasi.go.id kemudian mengisi data yang ada.
Pilihan saya yang online, karena malu sama kerjaan yang berkaitan dengan IT masa ngurus pasport gak bisa online (he ... he ... he ...).

Setelah mengisi data online kita akan mendapatkan kiriman email dari imigrasi berupa surat pengantar untuk pembayaran ke bank BNI sebesar Rp. 355.000,- karena udah sore banknya udah tutup jadinya baru besoknya saya bayar ke bank BNI menjadi Rp. 360.000, karena ditambah dengan biaya Administrasi Bank. Catatan kalo punya ATM BNI kabarnya bisa di ATM, tapi kalo transfer dari bank lain gak bisa.

Setelah bayar, kita melakukan konfirmasi pembayaran ke website imigrasi kemudian kita tentukan tanggal berapa kita akan datang ke kantor imigrasi.
Desas-desus yang sampai ke telinga saya bahwa kalo mau ngurus ke kantor imigrasi kudu pagi-pagi buta jam 6 udah antri, tapi dengan kepedean tingkat dewa saya berangkat dari kantor jam 8, sampe kantor imigrasi antrian ternyata sudah mengular sampe keluar kantor (ternyata desas-desus itu benar adanya ... tinggal penyesalan dan kelaparan karena belum sarapan ...)

Sebagai warga negara yang baik, maka saya pun ikut antri, rayuan calo yang saya harapkan datang ternyata tidak kunjung menghampiri. Iseng-iseng ngobrol sama yang depan sambil sharing pengalaman ngurus passport, pas saya bilang saya daftar online dia bilang antriannya salah mas (nah lho ... kebayang dah antri dari tadi bakalan mulai dari belakang lagi), saya tanya sebelah mana antriannya, dia bilang masuk aja mas. Dengan semangat yang sudah mulai sirna saya pun masuk ke dalam menerobos pagar hidup antrian yang sejak tadi pagi sudah terbentuk, trus apa yang saya lihat ternyata antrian online hanya beberapa orang saja (he ... he ... semangat pun naik kembali).

Sampai di hadapan petugas, setelah meminta berkas dan lengkap (oh iya lupa berkas harus asli dan fotokopinya dibawa berkasnya apa saja yang di siapin langsung aja baca di linknya imigrasi.go.id ). Petugas mengarahkan untuk mengambil antrian untuk wawancara (kayak ngelamar kerja aja) dapat deh nomor antrian 18, yang sudah dipanggilan antrian 3 (artinya kita kudu sabar ngantri lagi, catatan untuk lansia, ibu hamil, balita dapat perlakuan khusus antriannya lebih cepat).

Untuk ngisi waktu luang tengok kiri tengok kanan nyari sarapan adanya di luar, jadi sarapan dulu. Selesai sarapan masuk ke kantor lagi ternyata antrian yang di panggil baru 7, ngobrol aja sama orang sebelah ternyata dia antrian nomor 22 (Offline), katanya udah datang di kantor imigrasi dari jam 6 (jadi gak tega ceritain kalo saya sampe kantor imigrasinya udah siang).

Singkat cerita akhirnya panggilan itu pun datang, saya masuk ruangan ketemu petugas yang bersahaja dengan senyuman wajahnya, buka obrolan dengan menanyakan nama dan dari mana, setelah itu dia bilang dengan nada bercanda 'mas, besok kalo ke kantor imigrasi pake sepatu ya'. he .. he .. nyengir kuda, maaf pak baru pertama kali ngurus passport. Setelah pengecekan berkas, wawancara tentang keperluannya apa saja, dll. Langsung di ambil foto, dan sidik jari, kemudian 3 hari kerja kita bisa ambil passport.

Kesimpulan :
  1. Antrian Online lebih sedikit dari Offline (karena banyak yang gak tau ada cara Online)
  2. Kelengkapan berkas harus sudah siap baik Asli maupun fotokopi nya.
  3. Sabar-sabar menunggu antrian (untuk pemohon dalam satu hari dibatasi hanya kurang lebih 100 orang untuk Offline dan 50 untuk Online, tapi tergantung kebijakan masing2 kantor)
  4. Jangan pake calo ngurus aja sendiri, prosesnya sama tapi bayarnya lebih mahal.
Terima kasih dari saya semoga bisa menjadi referensi, minimal buat saya biar gak lupa.

1 komentar :